Rabu, 16 Januari 2013

Model Experiment

Seperti biasa saya suka mencoba hal-hal lain di luar kebiasaan sehari-hari. Kali ini saya penasaran dengan model fotogenik dan tidak fotogenik. Saya pernah mendengar dari fotografer Stephen Eastwood bahwa fotogeniknya seseorang tergantung lensa yang digunakan. Namun saya pikir bukankah seorang fotografer harus mampu mengambil sisi terbaik seorang model meski dengan peralatan seadanya.

Saya sendiri sering ditugaskan memotret untuk keperluan berbagai macam promosi. Walaupun begitu saya belum pede untuk menyebut diri saya fotografer… hehehe… karena itulah saya mencoba eksperimen ini.

Suatu hari saya putuskan untuk mencari seorang model untuk ini dengan syarat: orangnya cantik tapi kurang fotogenik (iya harus cewek, soalnya males motret cowok… hahaha). Nah nyarinya gampang-gampang susah nih, proses pencariannya juga cukup panjang kalo diceritain, singkat cerita setelah melewati perjuangan yang penuh keringat, air mata dan darah (halah lebay) saya mendapat gadis bernama Lenny.

Sebenarnya Saya dan Lenny sudah saling kenal namun belum bisa disebut sebagai teman. Jadi saya belum tau gaya narsisnya dia dan merasa perlu menjadi digital-stalkeruntuk mempelajari foto-foto narsisnya di fb, dan setelah saya lihat dia memang sangat minim ekspresi. Untungnya secara karakter dia sangat open dan menyenangkan jadi saya mudah mendekatinya.

Percobaan pertama saya bawa dia ke taman prasasti, dengan pakaian bebas tanpa konsep apapun. Saya harus membuat dia nyaman tanpa tekanan karena pada dasarnya dia memang bukan seorang model, dan saya tau menjadi model untuk foto itu ribet apalagi kalau dibalut dengan konsep macem-macem. Tujuan saya memang bukan untuk konsep, tapi untuk mempelajari seseorang yang kurang fotogenik dan mengambil sisi fotogeniknya secara natural. Itu saja.

Yang seru, saya mengambil foto pada saat dia bercerita. Yup, saya menginterview lenny, bertanya macam-macam bahkan sampai ke hal yang sangat personal dan saya mengambil ekspresinya. Ternyata dia cukup ekspresif juga kalau sedang cerita, meskipun malah jadi keterusan curhat… hahaha…  dan hasilnya seperti gambar di bawah. 

Mungkin orangnya sendiri sebel ngeliat foto ini, tapi saya suka banget loh ngeliatnya. Lenny terlihat polos, lucu, natural dan apa adanya. Bahkan saya yakin ada beberapa ekspresi yang dia sendiri gak pernah liat… hehehe

Percobaan kedua saya bawa dia ke taman menteng Jakarta pusat. Untuk  ekspresinya saya coba yang agak cuek. Di sini saya baru sadar ternyata untuk mengambil ekspresi cuek, apabila salah angle sedikit saja, lenny malah jadi terlihat jutek dan menyeramkan. Eh gak tau juga sih, dia jutek karena salah angle atau emang karena belum sarapan… hehehe. Intinya ekspresi lembut, dingin, cuek, bahkan jutek saya coba. Apabila tersenyum dia sangat bagus apabila tersenyum dengan kelihatan gigi.

Hasil nya seperti apa? Silakan lihat di slideshow dengan format video berikut ini:


Memang untuk mengambil sebuah karya foto perlu ada kerjasama antara fotografer dan model, tidak bisa dari salah satunya. It takes two to tango. Untungnya Lenny cukup kooperatif menangkap arahan dari saya. Fotogenik atau tidak yang penting attitude harus bagus dulu. Lenny sendiri mengakui kalau dirinya kurang fotogenik tapi justru itu yang membuat saya tertarik ingin terus mencobanya. Masalahnya bukan bisa atau tidak, tapi mau atau tidak. Toh kami sama-sama masih belajar. Jadi ya coba saja :-)

1 komentar: