Apa yang saya lakukan sekarang kalau sedang tidak ada kegiatan? Jawabannya adalah membaca. Hohoho... teman2 yang mengenal saya sejak dulu pasti tidak percaya jawaban itu. Jujur saja, sejak SD sampai lulus kuliah saya amat sangat malas membaca. Kalaupun membaca paling hanya baca komik atau pada saat mau ujian saja. Selebihnya? Keluyuran ga jelas :p
Tapi semua berubah di awal 2009, saat dimana saya memutuskan untuk menjadi freelance designer. Saat itu saya sangat membutuhkan banyak asupan ilmu untuk memperkuat karakter dan memperluas wawasan. Maklum saja karena saat itu saya menjadi bos maupun anak buah sekaligus, jadi selain menjadi designer saya harus bisa menjadi marketer, konsultan, motivator diri, sampai memanage keuangan saya sendiri untuk bisa hidup sebagai freelancer. Ya, waktu itu saya benar-benar sendirian :)
Nah, sejak itu saya mulai sering ke gramedia untuk mencari buku yang cocok dengan kondisi saya saat itu (sambil baca gratis tentunya... hehehe)... dan sampailah saya menemukan buku karya Ippho Santosa yang cara pembahasannya sangat mudah dicerna untuk orang yang baru belajar membaca lagi seperti saya. Inilah awal dimana saya jadi “terprovokasi” untuk terus membaca.
Penulis yang menginspirasi saya 1: Ippho Santosa
Hot Marketing (2008) karya Ippho Santosa, adalah buku marketing/branding pertama yang saya baca. Ok, dari segi desain cover bukunya memang biasa saja, namun isinya sangat membantu saya saat itu. Selain itu pembahasannya sangat mudah dimengerti dan mudah untuk diaplikasikan.
Saya tidak menerima rekomendasi mengenai buku ini dari siapapun sebelumnya. Saya menemukannya sendiri dan langsung tertarik dengan karakter sang penulis – Ippho Santosa – dalam menyampaikan gagasannya. Tulisannya benar-benar segar, cerdas, lincah, liar, nakal, kreatif, cenderung nyeleneh dan konyol (meski terkadang jayus :p). Sang penulis mampu menyampaikan hal-hal berat dengan cara yang ringan sekaligus sampai bisa membuat pembacanya cengengesan sendiri walaupun sarat dengan teori.
Sejak itu saya memburu karya-karya nya yang lain, seperti buku “10 jurus terlarang (2007)”, “13 wasiat terlarang (2008)”, “marketing is bullshit (2009)” sampai karyanya yang terbaru, yaitu “7 keajaiban rezeki (2010)” dan “percepatan rezeki (2011)”.
Sekedar info saja, ippho santosa adalah seorang marketer dan motivator bisnis yang berbasis otak kanan, entrepreneur yang sangat cerdas, spontan dan nyeleneh. Bahkan 2 bukunya yang terbaru beliau mampu menggabungkan unsur bisnis dan agama islam tanpa membicarakannya secara agamis namun langsung masuk inti kehidupan yaitu ke Tuhan.
Selanjutnya saya jarang sekali menemukan buku bisnis yang orientasinya “Bisnis” dan “Tuhan” sekaligus yang nyeleneh tapi relevan seperti ini. Benar-benar cerdas secara emosional maupun spiritual. Meski kemudian saya mulai berani membaca buku-buku sejenis lain yang “agak” berat, namun tetap saja saya tidak akan absen mengkonsumsi karya-karya Ippho Santosa selanjutnya.
Penulis yang menginspirasi saya 2: Budiman Hakim
Masih di tahun yang sama saya juga melirik buku “Lanturan tapi Relevan” karya Budiman Hakim. Sebenarnya sejak masih kuliah dosen periklanan saya sudah merekomendasikan buku ini. Tapi sayangnya waktu itu saya tidak begitu mempedulikannya. Namun pada tahun 2009 saya malah baru membacanya, padahal buku ini sudah direkomendasikan ke saya pada tahun 2005. Telat banget yak! Hehehe... well, better late than never :p
Budiman Hakim adalah seorang creative director sekaligus copywriter agency periklanan MACS909 yang sangat produktif. Di sela-sela kesibukannya beliau masih sempat menulis buku. Yang menarik perhatian saya sudah tentu cara penyampaian gagasannya donk. Buku “Lanturan tapi Relevan (2005)” dan “ngobrolin iklan yuk! (2008)” membahas tentang seluk-beluk dunia periklanan yang terjadi pada saat itu. Mulai dari membuat konsep ide kreatif sampai membahas kondisi industrinya ditambah lagi cerita-cerita pribadi si penulis yang dishare dengan gamblang di kedua buku tersebut. Semua dikemas dengan gaya “ngobrol” sehingga semua penjelasan yang pada dasarnya rumit jadi lebih mudah dicerna oleh siapapun.
Untuk buku “Sex After Dugem (2009)” dan “Si Muka Jelek (2010)” lebih mengarah ke catatan pribadi si penulis dalam pengembaraan hidupnya. Inilah yang menarik. Kehidupan pribadi seorang Budiman Hakim sangat extraordinary. Selain itu sang penulis menceritakan segala kegelisahannya dengan gaya cerita yang unik, lucu, kaya warna, jujur, polos, sontoloyo dan sekaligus menyentuh.
Saya banyak sekali mendapatkan inspirasi dari segala kisah dalam kedua buku ini. Terutama cerita menghadapi berbagai macam orang “aneh” mulai dari menjaga pemadat gila karena balas budi, pusingnya mempunyai staff gay yang cengeng dan sotoy, sampai cara menghadapi teror dari kyai. Hebatnya, selalu ada hikmah seaneh dan serumit apapun masalah yang dihadapi (meski penulisnya sendiri mengaku tidak bermaksud begitu... hehehe).
Penulis yang menginspirasi saya 3: Fahd Djibran
Sebenarnya saya tidak suka membaca novel fiksi ataupun cerpen. Saya lebih suka membaca kisah-kisah non fiksi alias yang berdasarkan kisah nyata.
Di tahun 2010, saya dan beberapa teman saya mulai sering menghadiri taping acara kick andy di grand studio metro tv. Yup, apalagi kalau tujuannya bukan buku (gratis lagi :p). Di sinilah saya mendapatkan buku berjudul “Rahim: sebuah dongeng kehidupan (2010)” karya Fahd Djibran. Sejak membaca karya inilah saya selalu memburu karya-karya Fahd Djibran yang selanjutnya maupun yang terdahulu.
Tulisan-tulisan Fahd sangat lembut, puitis, kritis, romantic, indah, dan sangat-sangat-sangat menyentuh hati meskipun pembahasannya hal-hal yang cukup berat seperti filsafat dan agama sekalipun. Yang menarik, umumnya tulisannya merupakan puzzle-puzzle pikiran yang membuat pembaca perlu menemukan kebenarannya sendiri karena tulisannya memang rentan dengan hal-hal yang ambigu (terutama buku “yang galau, yang meracau (2011)) dan memerlukan pikiran yang terbuka untuk menikmatinya.
Favorit saya adalah buku “Menatap Punggung Muhammad (2010)”, jujur saja saya belum pernah membaca buku tentang Nabi Muhammad seindah dan seunik ini. Buku ini memberikan cara pandang baru bagi pembacanya (yang muslim maupun non-muslim) mengenai sosok Muhammad – baik sebagai seorang manusia maupun sebagai seorang Nabi.
Ups, berhubung tulisan ini bukan review buku mari langsung lanjut saja ke penulis berikutnya :)
Penulis yang menginspirasi saya 4: Arvan Pradiansyah
Sama seperti awal saya mengenal karya Fahd Djibran, saya mengenal nama Arvan Pradiansyah juga dari taping acara Kick Andy di grand studio Metro tv. Buku yang dibagikan saat itu berjudul “You are not alone (2010)”.
Awalnya juga saya pikir ini adalah penulis motivasi seperti pada umumnya, namun ternyata tidak. Pak Arvan ini memberikan paparan dengan jelas dan logis apa itu sebenarnya kebahagiaan. Umumnya motivator adalah memberi motivasi kesuksesan namun bukan kebahagiaan. Pertanyaan saya yang dahulu sering terngiang-ngiang di kepala mengenai apa itu kebahagiaan terjawab dengan sempurna lewat karya-karya beliau.
Oke jujur saja sebelumnya saya sering melihat beberapa buku tersebut di toko buku jauuhh sebelum acara kick andy. Namun saat itu saya tidak tertarik sama sekali dan cenderung menganggap “bullshit” sewaktu melihat covernya (yang jujur saja memang tidak menarik... hehehe). Namun setelah saya membaca buku “you are not alone” dari kick andy saya langsung ketagihan dengan paparan yang dijelaskan oleh buku-buku tersebut dan memburu karya-karya sebelumnya (saat itu buku “you are not alone” adalah buku ke 5 dan terbaru dari Pak Arvan).
Semua penjelasannya yang simple saya sesuaikan dengan berbagai macam pengalaman pribadi maupun teman2 saya mengenai kebahagiaan, dan hasilnya SUPER... menurut saya lebih super dari Mario Teguh malah... hahaha... karena ternyata untuk bahagia tidak serumit yang saya bayangkan. Malahan untuk meraih kebahagiaan sebenarnya lebih mudah daripada meraih kesuksesan. Setelah membaca karya-karya Pak Arvan komentar saya adalah: “Anjrittt... ternyata banyak teori-teori bullshit diluar sana yang membuat banyak orang tidak bahagia”.
Meskipun secara pribadi saya tidak mengenal Pak Arvan, semoga Pak Arvan dan keluarga diberikan kebahagiaan lahir-batin dan dunia-akhirat atas karya-karyanya ini :)
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Yah begitulah, sebenarnya saat ini pun saya belum bisa dibilang suka baca, karena saya sebenarnya bukan suka baca, tapi baca yang saya suka... klo ga suka yang ya ga dibaca :p Baru sadar dulu ngapain aja ya baru sekarang mulai baca... hahaha... tapi setelah ini mungkin saya akan mencoba belajar menulis, doain ya :)





Tidak ada komentar:
Posting Komentar