Flashback dikit ah, beberapa tahun lalu ada majalah desain indonesia yang cukup saya nikmati setiap bulannya yaitu: majalah concept, babyboss dan versus. Namun sayangnya saat ini ketiga majalah tersebut sudah tidak terbit lagi. Saya tampilin di sini beberapa koleksi saya yang meskipun tidak lengkap tapi cukup memberi manfaat buat saya :)
Majalah Concept (terbit 49 edisi)
Majalah Babyboss (terbit 18 edisi)
Majalah Versus (terbit 12 edisi)
Untungnya setelah kepergian majalah-majalah tersebut saya cepat MOVE ON ke majalah lain yang kebetulan konten dan desainnya (yang sekarang) cocok dengan minat dan kebutuhan profesi saya, yaitu majalah Marketeers.
Hmmm, sebenernya tadinya mau bikin review soal majalah-majalah ini, tapi males nulis nih jadinya cuma buat menuh-menuhin postingan aja di blog yang nggak keurus ini... hehehe :p
Minggu, 16 Desember 2012
Sabtu, 15 Desember 2012
Poster iseng-iseng
Makin dewasa rasanya saya makin jarang melakukan kegiatan "iseng-iseng" dalam berkarya, dikarenakan setiap hari selalu berurusan dengan hal-hal serius dan komersil yang tentu saja agak membosankan.
Kebetulan suatu hari ada salah seorang teman yang akan resign dari kantor, meskipun bukan dari divisi saya namun saya cukup dekat dengannya. Teman-temannya dari divisi tersebut meminta saya untuk membuatkan kenang-kenangan berupa sebuah poster (tentu saja tanpa sepengetahuan teman yang mau resign). Ah lumayan nih untuk dijadikan proyek "iseng-iseng"... hehehe
Beberapa bulan kemudian ada lagi yang resign dan dibuatkan juga poster kenang-kenangan. Jadi semacam culture nih. Jadi apabila ingin dibuatkan poster tersebut syaratnya cuma satu: harus resign dulu^^
Repotnya yang digambar tidak hanya yang bersangkutan, namun semua teman-temannya yang berada dalam divisi tersebut harus nongol juga. Memang agak melelahkan sih namun kepuasannya berbeda karena poster ini membuat teman yang resign menjadi ingat bahwa dia pernah berada dalam satu tim yang melewati suka duka bersama.
Kemudian ada permintaan dari divisi yang lain lagi (yang jauh dari tempat kita bekerja karena beda gedung) meminta untuk dibuatkan poster ulang tahun untuk manager mereka yang baik hati.
Sebenarnya saya hanya ingin membuat poster ini untuk teman yang resign namun khusus Pak Manager ini saya mau membuatkan poster ulang tahunnya karena saya juga mengenal karakter beliau yang memang terkenal sangat baik hati.
Mengerjakan poster "iseng-iseng" ini cukup bermanfaat juga buat saya untuk melepas penat dari proyek-proyek korporasi. Tapi klo kebanyakan iseng lama-lama bosen juga ya... hahaha... ah sudahlah, bingung mau nulis apalagi :p
Kebetulan suatu hari ada salah seorang teman yang akan resign dari kantor, meskipun bukan dari divisi saya namun saya cukup dekat dengannya. Teman-temannya dari divisi tersebut meminta saya untuk membuatkan kenang-kenangan berupa sebuah poster (tentu saja tanpa sepengetahuan teman yang mau resign). Ah lumayan nih untuk dijadikan proyek "iseng-iseng"... hehehe
Beberapa bulan kemudian ada lagi yang resign dan dibuatkan juga poster kenang-kenangan. Jadi semacam culture nih. Jadi apabila ingin dibuatkan poster tersebut syaratnya cuma satu: harus resign dulu^^
Repotnya yang digambar tidak hanya yang bersangkutan, namun semua teman-temannya yang berada dalam divisi tersebut harus nongol juga. Memang agak melelahkan sih namun kepuasannya berbeda karena poster ini membuat teman yang resign menjadi ingat bahwa dia pernah berada dalam satu tim yang melewati suka duka bersama.
Kemudian ada permintaan dari divisi yang lain lagi (yang jauh dari tempat kita bekerja karena beda gedung) meminta untuk dibuatkan poster ulang tahun untuk manager mereka yang baik hati.
Sebenarnya saya hanya ingin membuat poster ini untuk teman yang resign namun khusus Pak Manager ini saya mau membuatkan poster ulang tahunnya karena saya juga mengenal karakter beliau yang memang terkenal sangat baik hati.
Mengerjakan poster "iseng-iseng" ini cukup bermanfaat juga buat saya untuk melepas penat dari proyek-proyek korporasi. Tapi klo kebanyakan iseng lama-lama bosen juga ya... hahaha... ah sudahlah, bingung mau nulis apalagi :p
Minggu, 22 Juli 2012
Binus Duathlon 2012
BINUS DUATHLON merupakan perayaan ulang tahun yayasan bina nusantara yang ke-31. Uniknya dalam event ini binus mengambil tema yang tidak umum dilakukan institusi pendidikan pada umumnya, yaitu Duathlon. Awalnya saya merasa asing mendengar kata duathlon sampai pada akhirnya saya di ”cemplung” kan menjadi salah satu panitia promosinya. Kata ini memang masih kurang populer di kalangan awam masyarakat Indonesia. Yang saya tau duathlon merupakan gabungan perlombaan olah raga lari dan sepeda.
Di Indonesia sendiri masih sangat jarang diadakan perlombaan dengan konsep seperti ini. Binus sebagai institusi pendidikan berani mengambil tema yang diluar kebiasaannya untuk masuk ke dalam dunia olah raga. Sebenarnya binus duathlon ini dirancang untuk fun dan seru-seruan saja dan bukan untuk lomba. Maksudnya biar agak beda aja.. hehehe. Namun sejak pihak atasan memasukkan tagline “spirit of competitiveness” semuanya menjadi rancu dan terjadi misskom yang pada akhirnya menjadikan banyak audience menganggap ini beneran lomba.
Idealisme dan realita memang tak selalu sejalan. Poster promosi pada awalnya saya buat rapi, namun setelah diacak-acak untuk alasan “marketing” malah layoutnya jadi terlihat crowded. Yup karena para panitianya sendiri galau setengah mati dalam menentukan kontennya, dan saya otomatis tertimpa kegalauan ini... hehehe. Pada dasarnya sih memang banyak sekali yang harus diurus dan dipikirkan panitia dalam menyelenggarakan event ini,. Untungnya dari awal saya buat desain yang simple jadi ga terlalu berat beban mental di saya yang mengharuskan mengacak-acak desain saya sendiri :p Ada banyak sekali materi desain yang dibuat dan semuanya diminta selesai dalam waktu singkat. Beberapa contohnya seperti gambar di bawah ini.
Oke, prosesnya sangat panjang kalau saya ceritain semua. Jadi langsung ke acaranya aja yuk. Acara utama dari binus duathlon ini adalah lari 5K dan sepeda 15K. Para panitia sudah stand by di lokasi sejak jam 4 pagi di JWC campus. Ada yang kurang tidur dan ada yang memang gak tidur... hehehe... semua demi terselenggaranya event ini. Berikut Rute Larinya :
Rute Sepeda:
Selain acara utama juga ada acara hiburan seperti pertunjukan capoeira dari UKM binus, beberapa music performance (salah satunya bisa dilihat di sini), dan polygon free style.
Oiya sebelum acara Binus duathlon berlangsung, kami juga sempat mengadakan pre-event dengan mencoba melakukan flashmob di Gelora Bung Karno Senayan. Flashmob di sini sifatnya hanya lucu-lucuan dan hanya terkumpul 50 orang saja yang terdiri dari karyawan dan mahasiswa binus. Semua itu menyenangkan karena seumur-umur saya pribadi baru kali ini melakukan flashmob... hehehe Pada akhirnya acara ini berlangsung dengan meriah dan sukses. Ada sekitar 800-an orang peserta yang terkumpul untuk meramaikan acara binus duathlon ini. Namun kami para panitia mengakui bahwa memang perlu perbaikan disana-sini. Semua memang tidak ada yang sempurna, tapi setidaknya kami sudah berusaha melakukan semaksimal mungkin yang kami bisa :)
Di Indonesia sendiri masih sangat jarang diadakan perlombaan dengan konsep seperti ini. Binus sebagai institusi pendidikan berani mengambil tema yang diluar kebiasaannya untuk masuk ke dalam dunia olah raga. Sebenarnya binus duathlon ini dirancang untuk fun dan seru-seruan saja dan bukan untuk lomba. Maksudnya biar agak beda aja.. hehehe. Namun sejak pihak atasan memasukkan tagline “spirit of competitiveness” semuanya menjadi rancu dan terjadi misskom yang pada akhirnya menjadikan banyak audience menganggap ini beneran lomba.
Idealisme dan realita memang tak selalu sejalan. Poster promosi pada awalnya saya buat rapi, namun setelah diacak-acak untuk alasan “marketing” malah layoutnya jadi terlihat crowded. Yup karena para panitianya sendiri galau setengah mati dalam menentukan kontennya, dan saya otomatis tertimpa kegalauan ini... hehehe. Pada dasarnya sih memang banyak sekali yang harus diurus dan dipikirkan panitia dalam menyelenggarakan event ini,. Untungnya dari awal saya buat desain yang simple jadi ga terlalu berat beban mental di saya yang mengharuskan mengacak-acak desain saya sendiri :p Ada banyak sekali materi desain yang dibuat dan semuanya diminta selesai dalam waktu singkat. Beberapa contohnya seperti gambar di bawah ini.
Oke, prosesnya sangat panjang kalau saya ceritain semua. Jadi langsung ke acaranya aja yuk. Acara utama dari binus duathlon ini adalah lari 5K dan sepeda 15K. Para panitia sudah stand by di lokasi sejak jam 4 pagi di JWC campus. Ada yang kurang tidur dan ada yang memang gak tidur... hehehe... semua demi terselenggaranya event ini. Berikut Rute Larinya :
Rute Sepeda:
Selain acara utama juga ada acara hiburan seperti pertunjukan capoeira dari UKM binus, beberapa music performance (salah satunya bisa dilihat di sini), dan polygon free style.
Oiya sebelum acara Binus duathlon berlangsung, kami juga sempat mengadakan pre-event dengan mencoba melakukan flashmob di Gelora Bung Karno Senayan. Flashmob di sini sifatnya hanya lucu-lucuan dan hanya terkumpul 50 orang saja yang terdiri dari karyawan dan mahasiswa binus. Semua itu menyenangkan karena seumur-umur saya pribadi baru kali ini melakukan flashmob... hehehe Pada akhirnya acara ini berlangsung dengan meriah dan sukses. Ada sekitar 800-an orang peserta yang terkumpul untuk meramaikan acara binus duathlon ini. Namun kami para panitia mengakui bahwa memang perlu perbaikan disana-sini. Semua memang tidak ada yang sempurna, tapi setidaknya kami sudah berusaha melakukan semaksimal mungkin yang kami bisa :)
Rabu, 11 Juli 2012
Clevo Boy
Sebenarnya saya mengerjakan ini untuk membantu teman lama saya semasa kuliah, seorang freelance designer yang gila kerja. Saat itu dia sedang overload job design… eh ga tau juga, sepertinya dia selalu overload job karena kerjaannya emang ga di manage jadinya keteteran sendiri. Yah bagus juga sih dia banyak kelebihan kerjaan sementara di luar sana banyak pengangguran jadi ya harus bersyukur juga :p
Nah waktu itu saya bantu menghandle projek dari Clevo – produk minuman susu anak-anak – dengan deadline yang cukup mepet. Dia ga sanggup karena dia juga sedang dikejar beberapa deadline lainnya, jadi saya bantu kerjakan setiap pulang kerja.
Briefnya sederhana, klien ingin meredesign mascotnya yang disebut Clevo Boy. Sebelumnya Clevo Boy berwujud anak laki-laki dengan bentuk yang harafiah, dan mereka ingin wujudnya diubah menjadi lebih unik. Hasil riset klien menyatakan bahwa audience mereka yang notabene anak-anak hanya mampu mengingat Clevo Boy dari bentuk matanya saja (bentuk matanya bulat dan besar). Jadi itulah yang dipertahankan dalam bentuknya yang sekarang.
Wujudnya sendiri dibuat kotak dengan pemikiran sederhana bahwa packaging produknya kotak… hehehe. Jadi packaging tersebut di”hidup”kan menjadi sebuah karakter Clevo itu sendiri dan nantinya bisa dibuat macam-macam sesuai dengan karakter anak-anak pada umumnya. Untuk samplenya klien meminta untuk menggambarkan 8 kegiatan mengenai kecerdasan anak yang aktif. Saya mengajukan 2 alternatif dan terpilihlah sketsa di bawah ini.
Prosesnya sangat sederhana dan ga perlu pusing-pusing, soalnya saya juga mengerjakannya sepulang kerja jadi males mikirin yang ribet-ribet… hehehe. Niat awalnya juga karena membantu teman yang sedang “mabok” kerjaan jadi itung-itung amal lah. Lagipula ini juga bisa sebagai sarana refreshing saya yang setiap hari mengerjakan hal-hal berbau layout, event, marketing dan branding.
Kadang-kadang perlu juga menerima projek di luar dunia rutinitas supaya ga bosan. Toh dunia desain sangat luas dan desain bisa masuk ke dalam bidang apapun. Jadi manfaatkan saja :)
Nah waktu itu saya bantu menghandle projek dari Clevo – produk minuman susu anak-anak – dengan deadline yang cukup mepet. Dia ga sanggup karena dia juga sedang dikejar beberapa deadline lainnya, jadi saya bantu kerjakan setiap pulang kerja.
Briefnya sederhana, klien ingin meredesign mascotnya yang disebut Clevo Boy. Sebelumnya Clevo Boy berwujud anak laki-laki dengan bentuk yang harafiah, dan mereka ingin wujudnya diubah menjadi lebih unik. Hasil riset klien menyatakan bahwa audience mereka yang notabene anak-anak hanya mampu mengingat Clevo Boy dari bentuk matanya saja (bentuk matanya bulat dan besar). Jadi itulah yang dipertahankan dalam bentuknya yang sekarang.
Wujudnya sendiri dibuat kotak dengan pemikiran sederhana bahwa packaging produknya kotak… hehehe. Jadi packaging tersebut di”hidup”kan menjadi sebuah karakter Clevo itu sendiri dan nantinya bisa dibuat macam-macam sesuai dengan karakter anak-anak pada umumnya. Untuk samplenya klien meminta untuk menggambarkan 8 kegiatan mengenai kecerdasan anak yang aktif. Saya mengajukan 2 alternatif dan terpilihlah sketsa di bawah ini.
Prosesnya sangat sederhana dan ga perlu pusing-pusing, soalnya saya juga mengerjakannya sepulang kerja jadi males mikirin yang ribet-ribet… hehehe. Niat awalnya juga karena membantu teman yang sedang “mabok” kerjaan jadi itung-itung amal lah. Lagipula ini juga bisa sebagai sarana refreshing saya yang setiap hari mengerjakan hal-hal berbau layout, event, marketing dan branding.
Kadang-kadang perlu juga menerima projek di luar dunia rutinitas supaya ga bosan. Toh dunia desain sangat luas dan desain bisa masuk ke dalam bidang apapun. Jadi manfaatkan saja :)
Kamis, 05 Juli 2012
Proyek Nostalgia
Biasanya menulis itu tergantung mood kan? Jadi kalau lagi ada mood tulisan akan mengalir deras. Nah saya bukan penulis, jadi meski ga ada mood saya mau coba maksain nulis postingan ini berdasarkan ingatan dan kenangan saja… hehehe. Dalam kasus ini ada 2 proyek yang sudah cukup lama namun saya ingin merasakan kembali feel pada saat saya mengerjakannya.
Proyek tersebut adalah pembuatan desain buku tahunan SMAN 90 (tahun 2008) dan SMAN 32 (tahun 2010). Uniknya kedua proyek tersebut berada dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Persamaannya? Saya adalah alumni dari kedua SMA tersebut… SMA-nya dua? Soal ini ada cerita tersendiri nih, tapi males nyeritain soalnya panjang… hehehe
Proyek Nostalgia 1: Buku Tahunan SMAN 90 (2008)
Saya mendapat proyek ini dari adik saya yang saat itu masih duduk di kelas 3 SMA. Itupun dia dan teman-teman panitianya datang ke saya secara tiba-tiba dan saya “ditodong” untuk mengerjakannya karena buku tahunan ini terancam tidak jadi dibuat. Loh kok?
Ternyata panitia pembuatan buku ini “ditipu” oleh agency yang sebelumnya menangani proyek ini. Mulai dari kerja mereka yang tidak professional, desain yang jelek, sampai urusan tetek bengek pun berantakan.
Saya diminta merapikan semua itu dalam waktu 2 minggu karena tidak ada waktu lagi. Mulai dari brief, perpindahan data dari agency itu ke saya, sampai urusan desain dan cetakan. Mengerjakan desain buku tahunan setebal sekitar 175 halaman sambil harus mengatur jadwal dan emosi labil para panitia yang masih SMA dan mengajari sedikit tentang desain dan cetakan dalam waktu 2 minggu bukan pekerjaan mudah buat saya. Namun karena adik saya sendiri yang meminta ya saya tidak sampai hati menolak karena itu buku tahunan dia juga. Kita semua tau bahwa buku tahunan itu kenangan sekali seumur hidup. Kasian juga kan…
Akhirnya saya sanggupi dan mendadak kamar tidur saya menjadi seperti kantor yang buka 24 jam. Garasi rumah saya menjadi seperti tempat parkir motor yang tiap hari adaa aja yang datang dan menginap untuk membantu pembuatan kontennya. Jadi selama 2 minggu itu saya tidak bisa keluar rumah karena kalo saya tidak ada mereka panik nyariin, ahh boro-boro keluar rumah, saya tidur saja sehari cuma 2 jam kok. Itupun karena ada yang minta waktu mengetik konten di computer saya sambil diskusi segala, jadi ada waktu untuk tidur namun dengan syarat kalau saya bangun harus sudah selesai kontennya. Begitu untuk setiap kelas. Jadi ada 9 kelas yang kepentingannya berbeda-beda dengan konten dan desain yang berbeda pula.
Mengapa mereka mengetik lagi? Bukannya harusnya sudah ada dari jauh-jauh hari? Ternyata semua datanya dipercayakan ke agency tersebut dan agencynya enggan memberikan data dan fotonya kembali. Kampret ye... Akhirnya terpaksa saya ajarin deh ketua panitianya sedikit kasar dan mengancam demi mendapatkan konten datanya kembali. Namanya anak SMA nurut aja lagi saya provokatorin. Tapi setelah terjadi sedikit keributan akhirnya data tersebut dapat diminta lagi.
Tapi memang ada beberapa konten baru yang harus mereka ketik. Alasan mereka ngetik di rumah saya pun banyak sekali. Ada yang ga sempet karena ekskul lah, ada yang harus les lah, ada yang ga dibolehin keluar rumah sama ortunya (jadi dia ngetik dirumah saya supaya bisa keluar rumah), wahh macem-macem. Yang seru adalah beberapa kali ada sesi curhat mulai jam 2 pagi sampe subuh. Banyak sekali cerita mereka mulai soal agency brengsek, debat soal desain, klo lulus mau kuliah ato kawin, ada yang nilai jeblok, sampe masalah parpol dan urusan cinta. Hahaha… seru sih rumah saya jadi rame tiap hari sampai ortu saya komentar klo malem ga bisa tidur gara-gara berisik.
Hmmm, saya ga bahas desain di sini karena saya hanya ingin bercerita. Tapi untuk desainnya sendiri mereka ingin desain yang retro dan agak-agak jadul. Meski tiap kelas punya tema dan selera yang berbeda-beda tapi secara umum mereka ingin ada feel jadulnya.
Pada akhirnya, deadline buku tahunan ini terkejar dan tepat 2 minggu saya bisa menyelesaikannya, meski kurang puas di bagian cover sih… hehehe… dan yang paling penting setelah dua minggu itu saya bisa bebas keluar rumah lagi yeaahhh. Para panitianya pun senang karena bukunya tidak jadi batal dengan hasil yang nggak malu-maluin :D
Tapi setelah 2 minggu crowded lalu tiba-tiba mendadak hilang rasanya sepi juga. Aneh ya. Yah begitulah, bagi agency desain buku tahunan yang kebetulan baca postingan ini jangan suka bo’ong-bo’ongin kliennya yak, karena klo nggak akan ada orang-orang yang terkena “musibah” sekaligus ”keberuntungan” seperti saya ini… hahahaha :p
Proyek Nostalgia 2: Buku Tahunan SMAN 32 (2010)
Nah kalau yang ini gak se-crowded kasus di atas. Proses kerjanya pun lebih rapi dan manusiawi, karena dalam kasus ini posisi saya sebagai orang yang membantu agency. Jadi saya mendapat proyek ini dari agency yang sering menangani buku tahunan. Kebetulan AE-nya adalah teman saya dan mengenal cara kerja saya. Mereka kekurangan designer untuk mengerjakan proyek ini.
Sebenarnya teman saya itu tau bahwa spesialis saya bukan di desain buku tahunan. Saya menerima tawaran itu karena saya alumni dari SMA tersebut. Hmm, sedikit banyak saya kangen dengan SMA ini. Soalnya dahulu jaman saya SMA masih belum direnovasi, kalo sekarang sudah direnovasi ulang dan jauh berbeda dibanding dulu. Yup cukup banyak perubahan yang terjadi.
Kali ini saya tidak memikirkan tetek bengek operasional atau urusan jadwal ketemu anak-anak panitianya karena semua itu sudah diatur. Jadi di sini saya dibantu oleh fotografer dan AE. Ini pertama kalinya saya presentasi desain buku tahunan secara formal di depan guru-guru dan anak-anak SMA yang jadi panitianya. Presentasinya berlangsung di ruang auditorium SMA 32 yang cukup bagus. Dulu jaman saya SMA belum ada tuh.
Brief yang mereka berikan adalah mereka ingin desain buku tahunan yang tidak memerlukan elemen grafis dan edit foto yang berlebihan. Mereka ingin yang natural saja, dan bukunya sendiri full foto. Meskipun natural tetap harus di edit donk, biar bagus kan. Mereka maunya edit yang tidak terlalu kelihatan photoshop banget. Teks juga kalau bisa dibuat formal saja tidak perlu aneh-aneh. Ok, ga masalah sih, malah gampang hehehe. Ya memang karakter anak-anaknya juga cuek dan apa adanya.
Untuk desain ga ada kesulitan yang berarti sama sekali. Jadi saya punya kesempatan memperhatikan hal-hal di luar itu. Yang membuat saya tertarik adalah kultur dan kehidupannya yang berbeda dibanding jaman saya dulu. Anak-anaknya jauh lebih berkembang, lebih kritis dan lebih modern. Apalagi setelah saya melihat guru-guru yang masih saya kenal dan mengenal saya. Sebagian besar masih mengajar di SMA itu, meskipun banyak wajah-wajah baru yang tidak saya kenal.
Saya jadi bertanya-tanya bahwa secepat inikah waktu? Rasanya baru kemarin saya meninggalkan bangku SMA. Padahal sudah hampir 10 tahun sejak meninggalkan mereka. Namun guru-guru ini tidak berubah sama sekali, masih tetap seperti dulu. Bedanya, mereka melihat saya tidak seperti dulu lagi.... hehehe… saya tidak dianggap anak kecil lagi oleh mereka, ya iyalah kan saya tumbuh :p
Nah dalam mengerjakan buku tahunan ini saya jadi dekat dengan anak-anaknya sampai cerita hal-hal yang personal sekalipun. Sama seperti cerita sebelumnya, saya jadi sering mendengar curhatan-curhatan khas anak SMA. Masih penuh impian, passion, idealis, dan cita-cita. Saya kangen juga dengan idealisme saya yang dulu sebelum terbentur dengan realita.
Yup, idealisme memang sering berseberangan dengan realita, namun bukan berarti idealisme itu harus “dibunuh”, menurut saya yang perlu “dibunuh” adalah ego. Idealisme tetap perlu dipertahankan untuk menunjukkan karakter kita yang menunjukkan bahwa kita berbeda dengan orang lain. Memang diperlukan trik tersendiri untuk mengkalibrasi idealisme dengan realita, dan barometernya menurut saya adalah sikon.
Misalnya pada cover buku tahunan ini, situasi dan kondisinya adalah foto di halaman sekolah pada malam hari, dan sekolah tidak boleh menyalakan lampu kecuali lantai satu karena alasan tertentu. Fotografer tidak membawakan lampu dan hanya mengandalkan lampu blitz. Ya udah lampunya menggunakan lampu motor, jadi keliatan rada kuning2 gimana gitu. Tetap harus diusahakan sebaik-baiknya supaya bagus. Biar begitu kita tetep have fun kok, jadi hajar ajaaa… hahaha
Dari segi idealisme saya sih sebenarnya konsep ini agak kurang, namun tidak terlalu saya pikirkan karena saya menerima proyek ini juga iseng-iseng ingin tau SMA ini sekarang seperti apa. Saya menikmati tukar pikiran mengenai cerita saya di masa lalu dan cerita mereka di masa kini. Ceritanya memang berbeda namun mempunyai feel yang sama. Sedikit mengenang masa lalu di sela-sela pekerjaan mengasyikkan juga. Apalagi kalau hal itu menyenangkan untuk dikenang. Yah pokoknya begitulah :)
Proyek tersebut adalah pembuatan desain buku tahunan SMAN 90 (tahun 2008) dan SMAN 32 (tahun 2010). Uniknya kedua proyek tersebut berada dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Persamaannya? Saya adalah alumni dari kedua SMA tersebut… SMA-nya dua? Soal ini ada cerita tersendiri nih, tapi males nyeritain soalnya panjang… hehehe
Proyek Nostalgia 1: Buku Tahunan SMAN 90 (2008)
Saya mendapat proyek ini dari adik saya yang saat itu masih duduk di kelas 3 SMA. Itupun dia dan teman-teman panitianya datang ke saya secara tiba-tiba dan saya “ditodong” untuk mengerjakannya karena buku tahunan ini terancam tidak jadi dibuat. Loh kok?Ternyata panitia pembuatan buku ini “ditipu” oleh agency yang sebelumnya menangani proyek ini. Mulai dari kerja mereka yang tidak professional, desain yang jelek, sampai urusan tetek bengek pun berantakan.
Saya diminta merapikan semua itu dalam waktu 2 minggu karena tidak ada waktu lagi. Mulai dari brief, perpindahan data dari agency itu ke saya, sampai urusan desain dan cetakan. Mengerjakan desain buku tahunan setebal sekitar 175 halaman sambil harus mengatur jadwal dan emosi labil para panitia yang masih SMA dan mengajari sedikit tentang desain dan cetakan dalam waktu 2 minggu bukan pekerjaan mudah buat saya. Namun karena adik saya sendiri yang meminta ya saya tidak sampai hati menolak karena itu buku tahunan dia juga. Kita semua tau bahwa buku tahunan itu kenangan sekali seumur hidup. Kasian juga kan…
Akhirnya saya sanggupi dan mendadak kamar tidur saya menjadi seperti kantor yang buka 24 jam. Garasi rumah saya menjadi seperti tempat parkir motor yang tiap hari adaa aja yang datang dan menginap untuk membantu pembuatan kontennya. Jadi selama 2 minggu itu saya tidak bisa keluar rumah karena kalo saya tidak ada mereka panik nyariin, ahh boro-boro keluar rumah, saya tidur saja sehari cuma 2 jam kok. Itupun karena ada yang minta waktu mengetik konten di computer saya sambil diskusi segala, jadi ada waktu untuk tidur namun dengan syarat kalau saya bangun harus sudah selesai kontennya. Begitu untuk setiap kelas. Jadi ada 9 kelas yang kepentingannya berbeda-beda dengan konten dan desain yang berbeda pula.
Mengapa mereka mengetik lagi? Bukannya harusnya sudah ada dari jauh-jauh hari? Ternyata semua datanya dipercayakan ke agency tersebut dan agencynya enggan memberikan data dan fotonya kembali. Kampret ye... Akhirnya terpaksa saya ajarin deh ketua panitianya sedikit kasar dan mengancam demi mendapatkan konten datanya kembali. Namanya anak SMA nurut aja lagi saya provokatorin. Tapi setelah terjadi sedikit keributan akhirnya data tersebut dapat diminta lagi.
Tapi memang ada beberapa konten baru yang harus mereka ketik. Alasan mereka ngetik di rumah saya pun banyak sekali. Ada yang ga sempet karena ekskul lah, ada yang harus les lah, ada yang ga dibolehin keluar rumah sama ortunya (jadi dia ngetik dirumah saya supaya bisa keluar rumah), wahh macem-macem. Yang seru adalah beberapa kali ada sesi curhat mulai jam 2 pagi sampe subuh. Banyak sekali cerita mereka mulai soal agency brengsek, debat soal desain, klo lulus mau kuliah ato kawin, ada yang nilai jeblok, sampe masalah parpol dan urusan cinta. Hahaha… seru sih rumah saya jadi rame tiap hari sampai ortu saya komentar klo malem ga bisa tidur gara-gara berisik.
Hmmm, saya ga bahas desain di sini karena saya hanya ingin bercerita. Tapi untuk desainnya sendiri mereka ingin desain yang retro dan agak-agak jadul. Meski tiap kelas punya tema dan selera yang berbeda-beda tapi secara umum mereka ingin ada feel jadulnya.
Pada akhirnya, deadline buku tahunan ini terkejar dan tepat 2 minggu saya bisa menyelesaikannya, meski kurang puas di bagian cover sih… hehehe… dan yang paling penting setelah dua minggu itu saya bisa bebas keluar rumah lagi yeaahhh. Para panitianya pun senang karena bukunya tidak jadi batal dengan hasil yang nggak malu-maluin :D
Tapi setelah 2 minggu crowded lalu tiba-tiba mendadak hilang rasanya sepi juga. Aneh ya. Yah begitulah, bagi agency desain buku tahunan yang kebetulan baca postingan ini jangan suka bo’ong-bo’ongin kliennya yak, karena klo nggak akan ada orang-orang yang terkena “musibah” sekaligus ”keberuntungan” seperti saya ini… hahahaha :p
Proyek Nostalgia 2: Buku Tahunan SMAN 32 (2010)
Nah kalau yang ini gak se-crowded kasus di atas. Proses kerjanya pun lebih rapi dan manusiawi, karena dalam kasus ini posisi saya sebagai orang yang membantu agency. Jadi saya mendapat proyek ini dari agency yang sering menangani buku tahunan. Kebetulan AE-nya adalah teman saya dan mengenal cara kerja saya. Mereka kekurangan designer untuk mengerjakan proyek ini.
Sebenarnya teman saya itu tau bahwa spesialis saya bukan di desain buku tahunan. Saya menerima tawaran itu karena saya alumni dari SMA tersebut. Hmm, sedikit banyak saya kangen dengan SMA ini. Soalnya dahulu jaman saya SMA masih belum direnovasi, kalo sekarang sudah direnovasi ulang dan jauh berbeda dibanding dulu. Yup cukup banyak perubahan yang terjadi.
Kali ini saya tidak memikirkan tetek bengek operasional atau urusan jadwal ketemu anak-anak panitianya karena semua itu sudah diatur. Jadi di sini saya dibantu oleh fotografer dan AE. Ini pertama kalinya saya presentasi desain buku tahunan secara formal di depan guru-guru dan anak-anak SMA yang jadi panitianya. Presentasinya berlangsung di ruang auditorium SMA 32 yang cukup bagus. Dulu jaman saya SMA belum ada tuh.
Brief yang mereka berikan adalah mereka ingin desain buku tahunan yang tidak memerlukan elemen grafis dan edit foto yang berlebihan. Mereka ingin yang natural saja, dan bukunya sendiri full foto. Meskipun natural tetap harus di edit donk, biar bagus kan. Mereka maunya edit yang tidak terlalu kelihatan photoshop banget. Teks juga kalau bisa dibuat formal saja tidak perlu aneh-aneh. Ok, ga masalah sih, malah gampang hehehe. Ya memang karakter anak-anaknya juga cuek dan apa adanya.
Untuk desain ga ada kesulitan yang berarti sama sekali. Jadi saya punya kesempatan memperhatikan hal-hal di luar itu. Yang membuat saya tertarik adalah kultur dan kehidupannya yang berbeda dibanding jaman saya dulu. Anak-anaknya jauh lebih berkembang, lebih kritis dan lebih modern. Apalagi setelah saya melihat guru-guru yang masih saya kenal dan mengenal saya. Sebagian besar masih mengajar di SMA itu, meskipun banyak wajah-wajah baru yang tidak saya kenal.
Saya jadi bertanya-tanya bahwa secepat inikah waktu? Rasanya baru kemarin saya meninggalkan bangku SMA. Padahal sudah hampir 10 tahun sejak meninggalkan mereka. Namun guru-guru ini tidak berubah sama sekali, masih tetap seperti dulu. Bedanya, mereka melihat saya tidak seperti dulu lagi.... hehehe… saya tidak dianggap anak kecil lagi oleh mereka, ya iyalah kan saya tumbuh :p
Nah dalam mengerjakan buku tahunan ini saya jadi dekat dengan anak-anaknya sampai cerita hal-hal yang personal sekalipun. Sama seperti cerita sebelumnya, saya jadi sering mendengar curhatan-curhatan khas anak SMA. Masih penuh impian, passion, idealis, dan cita-cita. Saya kangen juga dengan idealisme saya yang dulu sebelum terbentur dengan realita.
Yup, idealisme memang sering berseberangan dengan realita, namun bukan berarti idealisme itu harus “dibunuh”, menurut saya yang perlu “dibunuh” adalah ego. Idealisme tetap perlu dipertahankan untuk menunjukkan karakter kita yang menunjukkan bahwa kita berbeda dengan orang lain. Memang diperlukan trik tersendiri untuk mengkalibrasi idealisme dengan realita, dan barometernya menurut saya adalah sikon.
Misalnya pada cover buku tahunan ini, situasi dan kondisinya adalah foto di halaman sekolah pada malam hari, dan sekolah tidak boleh menyalakan lampu kecuali lantai satu karena alasan tertentu. Fotografer tidak membawakan lampu dan hanya mengandalkan lampu blitz. Ya udah lampunya menggunakan lampu motor, jadi keliatan rada kuning2 gimana gitu. Tetap harus diusahakan sebaik-baiknya supaya bagus. Biar begitu kita tetep have fun kok, jadi hajar ajaaa… hahaha
Dari segi idealisme saya sih sebenarnya konsep ini agak kurang, namun tidak terlalu saya pikirkan karena saya menerima proyek ini juga iseng-iseng ingin tau SMA ini sekarang seperti apa. Saya menikmati tukar pikiran mengenai cerita saya di masa lalu dan cerita mereka di masa kini. Ceritanya memang berbeda namun mempunyai feel yang sama. Sedikit mengenang masa lalu di sela-sela pekerjaan mengasyikkan juga. Apalagi kalau hal itu menyenangkan untuk dikenang. Yah pokoknya begitulah :)
Minggu, 24 Juni 2012
Belajar membaca (lagi)
Apa yang saya lakukan sekarang kalau sedang tidak ada kegiatan? Jawabannya adalah membaca. Hohoho... teman2 yang mengenal saya sejak dulu pasti tidak percaya jawaban itu. Jujur saja, sejak SD sampai lulus kuliah saya amat sangat malas membaca. Kalaupun membaca paling hanya baca komik atau pada saat mau ujian saja. Selebihnya? Keluyuran ga jelas :p
Tapi semua berubah di awal 2009, saat dimana saya memutuskan untuk menjadi freelance designer. Saat itu saya sangat membutuhkan banyak asupan ilmu untuk memperkuat karakter dan memperluas wawasan. Maklum saja karena saat itu saya menjadi bos maupun anak buah sekaligus, jadi selain menjadi designer saya harus bisa menjadi marketer, konsultan, motivator diri, sampai memanage keuangan saya sendiri untuk bisa hidup sebagai freelancer. Ya, waktu itu saya benar-benar sendirian :)
Nah, sejak itu saya mulai sering ke gramedia untuk mencari buku yang cocok dengan kondisi saya saat itu (sambil baca gratis tentunya... hehehe)... dan sampailah saya menemukan buku karya Ippho Santosa yang cara pembahasannya sangat mudah dicerna untuk orang yang baru belajar membaca lagi seperti saya. Inilah awal dimana saya jadi “terprovokasi” untuk terus membaca.
Penulis yang menginspirasi saya 1: Ippho Santosa
Hot Marketing (2008) karya Ippho Santosa, adalah buku marketing/branding pertama yang saya baca. Ok, dari segi desain cover bukunya memang biasa saja, namun isinya sangat membantu saya saat itu. Selain itu pembahasannya sangat mudah dimengerti dan mudah untuk diaplikasikan.
Saya tidak menerima rekomendasi mengenai buku ini dari siapapun sebelumnya. Saya menemukannya sendiri dan langsung tertarik dengan karakter sang penulis – Ippho Santosa – dalam menyampaikan gagasannya. Tulisannya benar-benar segar, cerdas, lincah, liar, nakal, kreatif, cenderung nyeleneh dan konyol (meski terkadang jayus :p). Sang penulis mampu menyampaikan hal-hal berat dengan cara yang ringan sekaligus sampai bisa membuat pembacanya cengengesan sendiri walaupun sarat dengan teori.
Sejak itu saya memburu karya-karya nya yang lain, seperti buku “10 jurus terlarang (2007)”, “13 wasiat terlarang (2008)”, “marketing is bullshit (2009)” sampai karyanya yang terbaru, yaitu “7 keajaiban rezeki (2010)” dan “percepatan rezeki (2011)”.
Sekedar info saja, ippho santosa adalah seorang marketer dan motivator bisnis yang berbasis otak kanan, entrepreneur yang sangat cerdas, spontan dan nyeleneh. Bahkan 2 bukunya yang terbaru beliau mampu menggabungkan unsur bisnis dan agama islam tanpa membicarakannya secara agamis namun langsung masuk inti kehidupan yaitu ke Tuhan.
Selanjutnya saya jarang sekali menemukan buku bisnis yang orientasinya “Bisnis” dan “Tuhan” sekaligus yang nyeleneh tapi relevan seperti ini. Benar-benar cerdas secara emosional maupun spiritual. Meski kemudian saya mulai berani membaca buku-buku sejenis lain yang “agak” berat, namun tetap saja saya tidak akan absen mengkonsumsi karya-karya Ippho Santosa selanjutnya.
Penulis yang menginspirasi saya 2: Budiman Hakim
Masih di tahun yang sama saya juga melirik buku “Lanturan tapi Relevan” karya Budiman Hakim. Sebenarnya sejak masih kuliah dosen periklanan saya sudah merekomendasikan buku ini. Tapi sayangnya waktu itu saya tidak begitu mempedulikannya. Namun pada tahun 2009 saya malah baru membacanya, padahal buku ini sudah direkomendasikan ke saya pada tahun 2005. Telat banget yak! Hehehe... well, better late than never :p
Budiman Hakim adalah seorang creative director sekaligus copywriter agency periklanan MACS909 yang sangat produktif. Di sela-sela kesibukannya beliau masih sempat menulis buku. Yang menarik perhatian saya sudah tentu cara penyampaian gagasannya donk. Buku “Lanturan tapi Relevan (2005)” dan “ngobrolin iklan yuk! (2008)” membahas tentang seluk-beluk dunia periklanan yang terjadi pada saat itu. Mulai dari membuat konsep ide kreatif sampai membahas kondisi industrinya ditambah lagi cerita-cerita pribadi si penulis yang dishare dengan gamblang di kedua buku tersebut. Semua dikemas dengan gaya “ngobrol” sehingga semua penjelasan yang pada dasarnya rumit jadi lebih mudah dicerna oleh siapapun.
Untuk buku “Sex After Dugem (2009)” dan “Si Muka Jelek (2010)” lebih mengarah ke catatan pribadi si penulis dalam pengembaraan hidupnya. Inilah yang menarik. Kehidupan pribadi seorang Budiman Hakim sangat extraordinary. Selain itu sang penulis menceritakan segala kegelisahannya dengan gaya cerita yang unik, lucu, kaya warna, jujur, polos, sontoloyo dan sekaligus menyentuh.
Saya banyak sekali mendapatkan inspirasi dari segala kisah dalam kedua buku ini. Terutama cerita menghadapi berbagai macam orang “aneh” mulai dari menjaga pemadat gila karena balas budi, pusingnya mempunyai staff gay yang cengeng dan sotoy, sampai cara menghadapi teror dari kyai. Hebatnya, selalu ada hikmah seaneh dan serumit apapun masalah yang dihadapi (meski penulisnya sendiri mengaku tidak bermaksud begitu... hehehe).
Penulis yang menginspirasi saya 3: Fahd Djibran
Sebenarnya saya tidak suka membaca novel fiksi ataupun cerpen. Saya lebih suka membaca kisah-kisah non fiksi alias yang berdasarkan kisah nyata.
Di tahun 2010, saya dan beberapa teman saya mulai sering menghadiri taping acara kick andy di grand studio metro tv. Yup, apalagi kalau tujuannya bukan buku (gratis lagi :p). Di sinilah saya mendapatkan buku berjudul “Rahim: sebuah dongeng kehidupan (2010)” karya Fahd Djibran. Sejak membaca karya inilah saya selalu memburu karya-karya Fahd Djibran yang selanjutnya maupun yang terdahulu.
Tulisan-tulisan Fahd sangat lembut, puitis, kritis, romantic, indah, dan sangat-sangat-sangat menyentuh hati meskipun pembahasannya hal-hal yang cukup berat seperti filsafat dan agama sekalipun. Yang menarik, umumnya tulisannya merupakan puzzle-puzzle pikiran yang membuat pembaca perlu menemukan kebenarannya sendiri karena tulisannya memang rentan dengan hal-hal yang ambigu (terutama buku “yang galau, yang meracau (2011)) dan memerlukan pikiran yang terbuka untuk menikmatinya.
Favorit saya adalah buku “Menatap Punggung Muhammad (2010)”, jujur saja saya belum pernah membaca buku tentang Nabi Muhammad seindah dan seunik ini. Buku ini memberikan cara pandang baru bagi pembacanya (yang muslim maupun non-muslim) mengenai sosok Muhammad – baik sebagai seorang manusia maupun sebagai seorang Nabi.
Ups, berhubung tulisan ini bukan review buku mari langsung lanjut saja ke penulis berikutnya :)
Penulis yang menginspirasi saya 4: Arvan Pradiansyah
Sama seperti awal saya mengenal karya Fahd Djibran, saya mengenal nama Arvan Pradiansyah juga dari taping acara Kick Andy di grand studio Metro tv. Buku yang dibagikan saat itu berjudul “You are not alone (2010)”.
Awalnya juga saya pikir ini adalah penulis motivasi seperti pada umumnya, namun ternyata tidak. Pak Arvan ini memberikan paparan dengan jelas dan logis apa itu sebenarnya kebahagiaan. Umumnya motivator adalah memberi motivasi kesuksesan namun bukan kebahagiaan. Pertanyaan saya yang dahulu sering terngiang-ngiang di kepala mengenai apa itu kebahagiaan terjawab dengan sempurna lewat karya-karya beliau.
Oke jujur saja sebelumnya saya sering melihat beberapa buku tersebut di toko buku jauuhh sebelum acara kick andy. Namun saat itu saya tidak tertarik sama sekali dan cenderung menganggap “bullshit” sewaktu melihat covernya (yang jujur saja memang tidak menarik... hehehe). Namun setelah saya membaca buku “you are not alone” dari kick andy saya langsung ketagihan dengan paparan yang dijelaskan oleh buku-buku tersebut dan memburu karya-karya sebelumnya (saat itu buku “you are not alone” adalah buku ke 5 dan terbaru dari Pak Arvan).
Semua penjelasannya yang simple saya sesuaikan dengan berbagai macam pengalaman pribadi maupun teman2 saya mengenai kebahagiaan, dan hasilnya SUPER... menurut saya lebih super dari Mario Teguh malah... hahaha... karena ternyata untuk bahagia tidak serumit yang saya bayangkan. Malahan untuk meraih kebahagiaan sebenarnya lebih mudah daripada meraih kesuksesan. Setelah membaca karya-karya Pak Arvan komentar saya adalah: “Anjrittt... ternyata banyak teori-teori bullshit diluar sana yang membuat banyak orang tidak bahagia”.
Meskipun secara pribadi saya tidak mengenal Pak Arvan, semoga Pak Arvan dan keluarga diberikan kebahagiaan lahir-batin dan dunia-akhirat atas karya-karyanya ini :)
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Yah begitulah, sebenarnya saat ini pun saya belum bisa dibilang suka baca, karena saya sebenarnya bukan suka baca, tapi baca yang saya suka... klo ga suka yang ya ga dibaca :p Baru sadar dulu ngapain aja ya baru sekarang mulai baca... hahaha... tapi setelah ini mungkin saya akan mencoba belajar menulis, doain ya :)
Langganan:
Komentar (Atom)






























